ECOBEAUTIFY – Indonesia, negara kita tercinta, kaya banget sama hewan-hewan unik. Bayangkan, dari hutan lebat sampai laut biru, segala macam makhluk hidup ada di sini. Tapi, sayangnya, banyak banget hewan hampir punah di Indonesia.
Kita sendiri yang bikin hewan-hewan ini hampir punah. Hutan ditebang buat kebun sawit, hewan diburu buat dijual, dan perubahan iklim yang bikin cuaca jadi nggak karuan. Duh, kita sebagai makhluk ber-akal harus sadar diri, deh!
Kalau banyak hewan yang punah, tentu saja ekosistem jadi kacau. Air bersih susah didapat, cuaca jadi ekstrem, dan banyak masalah lain yang bakal muncul. Pokoknya, lebih baik kita antisipasi mulai sekarang daripada nyesel di kemudian hari.
Balik lagi ke topik awal, tentang hewan yang hampir punah. Apa saja hewan-hewan tersebut? So, ayo kita bahas 18 hewan hampir punah di Indonesia!
Daftar Isi:
Hewan Hampir Punah di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, baik di darat maupun di laut. Sayangnya, banyak spesies hewan di Indonesia yang saat ini berada di ambang kepunahan. Berikut beberapa di antaranya:
1. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang hanya ditemukan di pulau Sumatera dan berstatus kritis atau terancam punah. Populasi Harimau Sumatera saat ini diperkirakan hanya sekitar 603 ekor yang tersebar di 23 bentang alam di Pulau Sumatera.
2. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Badak Jawa, juga dikenal sebagai badak bercula satu, merupakan salah satu mamalia besar yang paling langka di dunia, hanya tinggal sedikit banget. Mungkin, badak Jawa ini bisa diibaratkan hewan yang sudah punah, tapi masih hidup, karena menjadi hewan terancam punah di dunia. Populasinya hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat. Kabar baiknya, pada tahun 2024, populasinya meningkat dari tahun sebelumnya. Saat ini, populasi badak Jawa berjumlah 82 ekor. Oleh karena itu, badak Jawa termasuk hewan dilindungi di Indonesia.
3. Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) & Orangutan Sumatera (Pongo abelii)
Orangutan adalah hewan langka yang kehilangan habitatnya karena deforestasi. Bahkan, sampai saat ini mereka masih kesulitan mencari makan dan tempat tinggal. Deforestasi adalah masalah yang disebabkan oleh manusia yang selalu ada tiap tahunnya.
Jika kamu bertanya, apa manfaat orang utan? Orang utan adalah penyebar biji ulung yang berjasa besar dalam menjaga regenerasi hutan. Saat orang utan bergerak di antara pepohonan, mereka membantu membuka jalan bagi sinar matahari untuk mencapai tanaman di bawahnya. Beberapa jenis bunga juga mengandalkan orang utan untuk membantu proses penyerbukan.
4. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)
Gajah Sumatera adalah subspesies gajah Asia yang juga terancam punah. Saat ini, populasi gajah Sumatera diperkirakan hanya sekitar 924 – 1.359 individu ekor di alam liar. Gajah Sumatera memiliki peran penting dalam ekosistem hutan. Sama seperti Orang utan, saat gajah memakan buah-buahan dan biji-bijian, mereka berjalan jauh dan menyebarkan biji-bijian tersebut di tempat-tempat baru.
Gajah menciptakan jalur dan bukaan di hutan saat mereka mencari makan. Jalur ini memudahkan hewan lain untuk bergerak dan mencari makan. Selain itu, gajah juga membuat lubang di tanah saat mereka mencari air, yang bisa menjadi sumber air bagi hewan lain.
5. Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)
Elang Jawa adalah burung pemangsa berukuran sedang hingga besar yang endemik di Pulau Jawa, Indonesia. Burung ini memiliki ciri khas berupa jambul di kepalanya yang tegak dan menyerupai mahkota, sehingga sering disebut sebagai “Garuda”, burung mitologi yang menjadi lambang negara Indonesia.
Kabar baiknya, populasi Elang Jawa mengalami peningkatan yang menggembirakan dalam beberapa tahun terakhir. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Raptor Research edisi November 2023 mengungkapkan bahwa populasi Elang Jawa telah meningkat dari 325 pasang pada tahun 2009 menjadi 511 pasangan kawin pada tahun 2023. Pertumbuhan ini tentu saja merupakan angin segar bagi upaya konservasi Elang Jawa.
6. Anoa (Bubalus spp.)
Anoa adalah mamalia endemik yang hanya ditemukan di Pulau Sulawesi dan Pulau Buton, Indonesia. Anoa terdiri dari dua spesies, yaitu Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) dan Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi).
Keduanya termasuk dalam kategori hewan yang terancam punah. Saat ini, populasi Anoa di alam liar diperkirakan hanya tersisa sekitar 2.500 ekor Anoa. Anoa memiliki peran penting dalam ekosistem hutan Sulawesi. Sama seperti hewan-hewan lainnya, Anoa membantu menjaga keseimbangan alam.
7. Paus (Biru, Bersirip, Bongkok)
Beberapa spesies paus yang ditemukan di perairan Indonesia, seperti Paus Biru, Paus Bersirip, dan Paus Bungkuk, termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi dan terancam punah. Ancaman utama bagi paus adalah perburuan, polusi laut, dan perubahan iklim.
8. Penyu (Berbagai Spesies)
Semua spesies penyu yang ada di Indonesia, seperti Penyu Hijau, Penyu Sisik, Penyu Belimbing, dan lainnya, menghadapi ancaman serius. Faktor-faktor seperti perusakan habitat pantai tempat bertelur, perburuan telur dan penyu dewasa, serta polusi plastik di laut menjadi penyebab utama penurunan populasi penyu.
9. Hiu (Paus, Martil, Appendix CITES, Koboi, Layan, Gergaji)
Berbagai jenis hiu, termasuk Hiu Paus, Hiu Martil, Hiu Koboi, Hiu Layan, dan Hiu Gergaji, menghadapi ancaman kepunahan yang serius. Penangkapan berlebihan untuk diambil siripnya (finning) merupakan ancaman utama.
Praktik finning, di mana sirip hiu dipotong dan tubuhnya dibuang kembali ke laut, sangat kejam dan tidak berkelanjutan. Selain itu, hiu juga terancam oleh penangkapan tidak sengaja (bycatch) dalam operasi penangkapan ikan, serta kerusakan habitat akibat pencemaran dan perubahan iklim.
10. Pari Manta (Manta birostris)
Pari Manta, dengan ukuran tubuhnya yang besar dan gerakannya yang anggun, adalah hewan laut yang dilindungi. Namun, mereka juga menghadapi ancaman serius. Perburuan untuk diambil insangnya, yang dipercaya memiliki nilai pengobatan tradisional, menjadi ancaman utama. Selain itu, pari manta juga sering terjerat jaring nelayan secara tidak sengaja, yang dapat menyebabkan kematian.
11. Dugong (Dugong dugon)
Dugong, atau duyung, adalah mamalia laut herbivora yang bergantung pada padang lamun sebagai sumber makanannya. Kehilangan habitat padang lamun akibat pencemaran, pembangunan pesisir, dan aktivitas manusia lainnya menjadi ancaman utama bagi populasi dugong. Selain itu, dugong juga sering terjerat jaring nelayan, yang dapat menyebabkan kematian.
12. Kuda Laut (Berbagai Spesies)
Kuda laut, dengan bentuknya yang unik, juga menghadapi berbagai ancaman. Perdagangan untuk dijadikan obat tradisional dan hiasan menjadi penyebab utama penurunan populasinya. Kuda laut sering ditangkap dan dikeringkan untuk dijual sebagai obat tradisional atau hiasan. Selain itu, kuda laut juga terancam oleh kerusakan habitat akibat pencemaran dan penangkapan ikan yang merusak habitat.
13. Kima (Berbagai Spesies)
Kima, sejenis kerang raksasa, juga termasuk hewan yang dilindungi. Pengambilan kima secara berlebihan untuk dikonsumsi dan diperdagangkan menjadi ancaman baginya. Kima sering diambil untuk diambil dagingnya yang dianggap lezat, serta cangkangnya yang indah untuk dijadikan hiasan.
14. Teripang (Berbagai Spesies)
Teripang juga termasuk dalam daftar spesies laut prioritas yang terancam punah. Permintaan pasar yang tinggi untuk dikonsumsi, terutama di pasar Asia, menyebabkan penangkapan teripang yang berlebihan. Teripang sering diambil untuk diambil dagingnya yang kemudian diolah menjadi berbagai macam hidangan.
15. Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus)
Ikan Napoleon, dengan bentuknya yang unik dan ukurannya yang besar, juga terancam punah akibat penangkapan berlebihan untuk diperdagangkan. Ikan Napoleon sering ditangkap untuk dijual sebagai ikan hias atau untuk dikonsumsi.
16. Lola (Trochus niloticus)
Lola adalah sejenis siput laut yang cangkangnya bernilai ekonomis. Pengambilan lola secara berlebihan untuk diperdagangkan menjadi ancaman bagi populasinya. Cangkang lola sering digunakan sebagai bahan baku kerajinan tangan atau hiasan.
17. Arwana (Super Red, Irian)
Arwana Super Red dan Arwana Irian termasuk jenis ikan air tawar yang juga terancam punah karena habitatnya yang rusak dan penangkapan yang berlebihan. Arwana sering ditangkap untuk dijual sebagai ikan hias karena warnanya yang indah dan bentuknya yang unik. Ada beberapa jenis ikan arwana yang masuk dalam dalam daftar hewan dilindungi di Indonesia.
18. Bambu Laut
Bambu Laut, yang merupakan jenis karang lunak, juga terancam punah akibat kerusakan habitat terumbu karang dan pengambilan yang berlebihan. Bambu laut sering diambil untuk dijadikan hiasan atau bahan baku kerajinan tangan.
Pentingnya Pelestarian Hewan Langka
Pelestarian hewan langka di Indonesia tidak hanya penting untuk mempertahankan keanekaragaman hayati, tetapi juga memiliki dampak ekologi yang luas. Hewan-hewan ini memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Misalnya, gajah dan orangutan membantu menyebarkan biji-bijian yang berkontribusi pada regenerasi hutan. Tanpa keberadaan hewan-hewan ini, hutan dan lingkungan akan kehilangan keanekaragaman yang berharga.
Upaya yang Bisa Dilakukan oleh Masyarakat
Masyarakat umum juga bisa ikut berperan dalam pelestarian hewan-hewan yang hampir punah. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
- Dukungan pada Organisasi Konservasi: Mendukung organisasi yang bekerja dalam konservasi hewan langka bisa menjadi langkah awal.
- Tidak Membeli Produk Ilegal: Jangan membeli produk yang berasal dari bagian tubuh hewan langka, seperti gading, kulit, atau hewan peliharaan eksotis.
- Edukasi Diri dan Orang Lain: Memahami pentingnya pelestarian hewan langka dan membagikan informasi ini kepada orang lain juga merupakan kontribusi yang berarti.
Kesimpulan
Indonesia adalah rumah bagi berbagai hewan hampir punah di Indonesia yang saat ini berada di ambang kepunahan. Dengan berbagai upaya pelestarian yang melibatkan pemerintah, organisasi konservasi, dan masyarakat, kita masih memiliki harapan untuk menjaga keberadaan spesies-spesies ini.
Pelestarian hewan hampir punah di Indonesia bukan hanya tentang menjaga spesies tertentu tetap hidup, tetapi juga tentang mempertahankan keseimbangan ekosistem yang pada akhirnya bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Reference:
- https://indonesia.go.id/kategori/keanekaragaman-hayati/8412/menyelamatkan-si-raja-rimba-upaya-konservasi-harimau-sumatra-di-era-modern
- https://www.tempo.co/lingkungan/populasi-badak-jawa-di-taman-nasional-ujungkulon-bertambah-menjadi-82-individu-69878
- https://ksdae.menlhk.go.id/artikel/13017/Tingkatkan-Kapasitas-Kader-Konservasi-Ikuti-Diskusi-Gajah.html
- https://greennetwork.id/opini/tanpa-komitmen-politik-hijau-elang-jawa-menuju-punah/
- https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/7024/kelahiran-anoa-wujud-nyata-keberhasilan-konservasi-satwa
Tinggalkan Balasan